Media Identitas Melayu Pascareformasi Di Indonesia
Abstract
Identitas Melayu pascareformasi merupakan gambaran usaha masyarakat Melayu setelah sekian lama dalam tekanan pemerintahan Orde Baru. Tekanan cultural dan politik tersebut baru berhenti ketika pemerintahan Orde Baru berganti. Reformasi telah memberikan kesempatan pada masyarakat Riau untuk menampilkan kembali identitas kemelayuan. Kebebasan menampilkan identitas lokal di era reformasi beriringan dengan perubahan kebijakan dari sentralisasi ke otonomi daerah serta dari sistem politik perwakilan ke sistem politik pemilihan langsung. Kedua kebijakan tersebut telah membuat daerah memiliki kewenangan yang besar dalam mengatur rumah tangga daerah dan pemilihan pemimpin. Pada akhirnya sistem politik pemilihan secara langsung dan kebijakan otonomi daerah telah memberi dampak besar pada masyarakat Melayu Riau untuk lebih berperan di wilayahnya sendiri. Keinginan untuk lebih berperan tersebut bersamaan dengan keinginan menampilkan identitas lokal di Riau. Penelitian ini dilakukan di Pekanbaru Riau dengan pendekatan teori identitas dan teori interaksi simbolik. Metode penelitian menggunakan etnografi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa media identitas Melayu pascareformasi muncul dalam dua bentuk, materil dan spirit. Secara materil media identitas masyarakat Melayu adalah simbol-simbol yang disematkan pada objek-objek di Pekanbaru. Selembayung pada bangunan dan baju kurung yang dikenakan masyarakat Melayu. Sementara secara spirit, media identitas Melayu berlangsung dalam bentuk pemberian nilai-nilai Islami pada objek dan aktifitas masyarakat Melayu dalam kehidupan sehari-hari. Usaha masyarakat Melayu dalam menampilkan identitas etnik bertujuan untuk mengembalikan kejayaan Melayu agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Usaha untuk mengembalikan kejayaan tersebut diyakini bisa terwujud apabila masyarakat Melayu Riau kembali menerapkan nilai-nilai keislaman dalam setiap bidang kehidupan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Amilda. (2011). Menjadi Melayu yang Islam: Sebuah Politik Identitas Etnis Minoritas dalam Menghadapi Dominasi Negara dan Etnis Mayoritas. In Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) ke-11 (pp. 1–20).
Bangka Belitung: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI.
Andriana, N. (2011). Hegemoni Ideologi dalam Konstruksi Identitas Budaya Masyarakat Melayu Riau pada Desain Arsitektur. Widyariset, 14 No.1, 113–122.
Aprizal &Yusri, A. (2013). Relasi Kekuasaan dalam Budaya Melayu Riau. Demokrasi & Otonomi Daerah, 11(2), 71–80.
Asrinaldi, A. dan. (2018). Dimensi Kekuasaan Penghulu Adat Melayu Riau dalam Pelaksanaan Demokrasi Lokal. Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 20(1), 57–69. Retrieved from http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro
Creswell, J. W. (2014). Penelitian Kualitatif & Desain Riset; Memilih di Antara Lima Pendekatan (3rd ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dahlan, S. (2004). Budaya Melayu Riau Pada Era Globalisasi. Ilmu Budaya, 1(1), 11–19.
Faisal, G., & Wihardyanto, D. (2013). Selembayung Sebagai Identitas Kota Pekanbaru : Kajian Langgam Arsitektur. Indonesian Journal of Conservation, 2(1), 51–59.
Haboddin, M. (2012). Menguatnya Politik Identitas di Ranah Lokal. Studi Pemerintahan, 3 No.1(2003), 116–134. Retrieved from http://dx.doi.org/10.18196/jgp.2012.0007
Hamzah, Z. A. Z. (2018). Bahasa dalam Realiti Kehidupan dan Realiti Kehidupan dalam Bahasa. Jurnal Komunikasi, Malaysian Journal of Communication, 34(2), 338–353.
Hidayat, D., Kuswarno, E., Zubair, F., & Hafiar, H. (2018). Public Relations Communication Behavior Through a Local-Wisdom Approach : The Findings of Public Relations Components Via Ethnography as Methodology. Malaysian Journal of Communication, 34(3), 56–72.
Hidayat, Z. (2014). Representasi diaspora serumpun melayu dan tionghoa asia tenggara dalam media baru. Komunikologi , Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, 11, 138–153.
Purwanto. (2015). Politik Identitas dan Resolusi Konflik Transformatif. Review Politik, 05(01), 60–83.
Salam, N. E. (2012). Simbol dan Identitas; Kajian Tentang Negosiasi dan Konsolidasi Terhadap Simbol Budaya dalam Mempertahankan Identitas Masyarakat Riau. Ilmu Komunikasi Universitas Bandar Lampung, 04 No.4, 71–82.
Sosiawan, E. A., & Wibowo, R. (2015). Representasi Politik identitas Dalam Kampanye Online Calon Legistatif Partai Politik Peserta Pemilu 2014. Ilmu Komunikasi, 13(3), 234–248.
Sunandar. (2015). Melayu Dalam Tantangan Globalisasi : Refleksi Sejarah dan Berubahnya Sistem Referensi Budaya. Khatulistiwa-Journal of Islamic Studies, 5(1), 60–73.
Thalib, M. (2016). Implementasi visi riau 2020 pada lembaga adat melayu riau. Ilmu Administrasi Negara, 14, Nomor, 39–45.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
https://ijmmu.com
editor@ijmmu.com
facebook.com/ijmmu
Copyright © 2014-2018 IJMMU. All rights reserved.