Art Heir Paradigm Towards Female Dancers in Kiprah Glipang Dance Art

Syavira Sofyan, Kasiyan Kasiyan

Abstract


Preserving culture and art is the role of all the people in it, women and men have the same role in preserving culture and art in Indonesia and also in their regions. This article will discuss the changing mindset of each generation of kiprah glipang dance successors on the role of female dancers towards kiprah glipang dance, through the Foucauldian genealogy discourse analysis method. Discourse analysis and genealogy methods are designed not on who has power but rather how the pattern of power runs through discourse interaction. The kiprah glipang dance depicts the dashing resistance of soldiers during the Dutch colonial era and is basically danced by male dancers, but nowadays it can be danced by female dancers. The makeup of the kiprah glipang dance between men and women remains the same, namely with dashing and brave characteristics, but there are also female dancers who do not use dashing makeup like men but use beautiful makeup. And since 2021 the kiprah glipang dance for female dancers has used costumes using the hijab, this is done so as not to lose the Islamic meaning in the kiprah glipang dance when danced by a woman.  

Keywords


Kiprah Glipang Dance, Women, Geneology, Islam, Hijab

Full Text:

PDF

References


Afiyanto, H., & Winanti, R. (2022). Tari Glipang Probolinggo: Kesenian Akulturatif Islam, Simbol Perlawanan, Hingga Media Hiburan. Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities, 3(1), 1–14.

Ahdiah, I. (2013). Peran-Peran Perempuan dalam Masyarakat. Jurnal Academica, 05(02), 1085–1092.

Charles, U., & Justin, A. T. (2014). Towards the Theories and Practice of the Dance Art. International Journal of Humanities and Social Science, 4(4), 251–259.

Dewi, D. K. K. (2019). Analisis Koreografi Tari Kiprah Glipang di Desa Pendhil Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo [Institur Seni Indonesia Yogyakarta].

Dewi, N. M. L. A. (2018). Tata Rias Wajah Pada Tari Oleg Tamulilingan Persefektif Kajian Seni. Kalangwan Jurnal Seni Pertunjukan, 4(september), 81.

Febidyahwati, R. (2021). Kajian Estetika Visual Tari Kiprah Glipang Probolinggo. Kusa Lawa, 1(1), 1–17.

Hakima, A., & Hidayati, L. (2020). Peran Model Experiential Learning Dalam Pendidikan Berbasis Keterampilan Tata Busana. E-Journal, 09(03), 51–59.

Hasyim, Z. (2012). PEREMPUAN DAN FEMINISME DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Muwâzâh, 1, 70–87.

Hidayat, M. S. (2021). Argumentasi Pembaruan Ushul Al-Fiqh: Problematika dan Tantangannya. Journal of Islamic Studies and Humanities, 6(1), 1–22.

Ichsan, Y., Afadh, M., Fatahillah, M., & Erlangga, A. B. (2021). Implementasi Seni Dalam Pendidikan Islam Di Era Modern. Jurnal Pusaka, 11(2), 44–52.

Inawati, A. (2014). Peran Perempuan Dalam Mempertahankan Kebudayaan Jawa Dan Kearifan Lokal. Musãwa Jurnal Studi Gender Dan Islam, 13(2), 195.

Indrayuda. (2013). Tari Sebagai Budaya dan Pengetahuan (H. Mansyur & E. Noveria (eds.)). UNP Press Padang.

Kamahi, U. (2017). Teori Kekuasaan Michel Foucault: Tantangan bagi Sosiologi Politik (Umar Kamahi). Al-Khitabah, 3(1), 117–133.

Kuswarsantyo. (2019). Apresiasi Budaya (N. Jirnodora (ed.); I). Lingkaran.

Maghfiroh, N. (2020). Sejarah Kesenian Tari Glipang Di Probolinggo Tahun 1964-2019 [UIN SUNAN AMPEL SURABAYA]. In Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Mudhoffir, A. M. (2013). Teori Kekuasaan Michel Foucault: Tantangan bagi Sosiologi Politik. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 18(1), 117–133.

Muhammad, R. (2012). Seni Tari Glipang di Kabupaten Probolinggo (Studi Deskriptif Makna Simbolik Tari Glipang dari Sudut Pandang Pelaku). AntroUnairdotNet, 1(1), 35–40.

Muslikhati, S. (2004). Feminisme Dan Pemberdayaan Perempuan Dalam Timbangan Islam (A. R. Hanifah (ed.); Cetakan Pe). Gema Insani.

Prasetyo, E. (2018). Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Kesenian Tari Glipang di Desa Pendil Kabupaten Probolinggo. Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Prasetyo, G. (2021). Akulturasi Masyarakat Pandhalungan : Aktualisasi Pendidikan Multikultural Dalam Pembelajaran Sejarah. Education & Learning, 1(1), 20–25.

Putraningsih, T. (2015). Pertunjukan Tari: Sebuah Kajian Perspektif Gender. Imaji, 4(1).

Risner, D., Blumenfeld, B., Janetti, A., Kaddar, Y., Risner, D., Janetti, A., Kaddar, Y., & Risner, D. (2018). Bridging the Gap Symposium. 4833, 24–31.

Sadiyah, I., & Suharjana, B. (2020). Pandangan Masyarakat terhadap Kehadiran Penari Topeng Putri dalam Upacara Adat Ngarot di Desa Jambak Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu. Jurnal Seni Tari, 9(2), 121–128.

Santosa, D. H. (2013). Seni Dolalak Purworejo Jawa Tengah: Peran Perempuan Dan Pengaruh Islam Dalam Seni Pertunjukan. Jurnal Kawistara, 3(3), 227–241.

Setiawati, R. (2008). Seni Tari Untuk Sekolah Menengah Kejuruan. In M. Suryadewi (Ed.), Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Vol. 1, Issue 9). Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen.

Sugiharto, B. (2018). UNTUK APA SENI ? (B. Sugiharto (ed.); IV). Pustaka Matahari.

Vinlandari, A., & Gunawan, I. (2020). Peran Tari Dalam Perspektif Gender Dan Budaya. Equalita: Jurnal Studi Gender Dan Anak, 2(2), 130.

Wardizal, & Santosa, H. (2018). Peran wanita dalam seni pertunjukkan. Kalangwan Jurnal Seni Pertunjukan, 4(1), 63–70.

Wijayanti, T. Y. (2019). Seni Tari Dalam Pandangan Islam. Alfuad: Jurnal Sosial Keagamaan, 2(2), 239.

Zoebazary, M. I. (2017). Orang Pendalungan Penganyam Kebudayaan di Tapal Kuda (I). Paguyuban Pandhalungan Jember.




DOI: http://dx.doi.org/10.18415/ijmmu.v11i1.5301

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.

International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding (IJMMU) ISSN 2364-5369
https://ijmmu.com
editor@ijmmu.com
dx.doi.org/10.18415/ijmmu
facebook.com/ijmmu
Copyright © 2014-2018 IJMMU. All rights reserved.