The Batik Latoh as the Result of Maritime Culture of Lasem Community
Abstract
The underlying notion of this research was to investigate the Batik Latoh as one of maritime cultures of the Lasem community involved in the study of maritime history. The study of Indonesian history many times examined the events occurred on the land, even though more than half of Indonesian area covers the ocean. As the alternative of historical study, there is historical investigation based on maritime culture. This is a crucial issue recently since the area of Indonesia is mostly covered by the ocean. One of maritime history studies is the existing maritime potency in Lasem area. The batik of Lasem has the unique color of light red. The infiltrate of outside influence affects the pattern and color of batik. Batik latoh (genus of seaweeds/green algae) was the result of cross cultural of coastal Lasem people on the north coast of Java.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adi, G.P. (2014). Nilai-Nilai Pluralisme dalam Lembaran Batik Lasem. Majalah Adiluhung, No.05 tahun 2014.
Anshory, Nasrudin, dkk. (2008). Negara Maritim Nusantara: Jejak Sejarah yang Terhapus. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Asnan, Gusti. (2007). Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Aziz, M. (2014). Lasem Kota Tiongkok Kecil: Interaksi Cina, Arab, dan Jawa dalam Silang Budaya Pesisiran. Yogyajarta: Ombak.
Heck, I.F. & Rudolf G. Smend. (2006). Batik: 75 Selected Masterpieces: The Rudolf G. Smend Collection. North Clarendon: Tuttle Publishing.
Hendrawan, Didit. (2016). Tantangan Kedaulatan Pangan Maritim. Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia.
Lapian, B. A. (2011). Orang Laut Bajak Laut Raja Laut. Depok: Komunitas Bambu.
Lapian, B. A. (1992). Sejarah Nusantara SejArah Bahari, Pidato Pengukuhan, Diucapkan pada upacara penerimaan jabatan baru guru besar luar biasa Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tanggal 4 maret 1992.
Nurhajarini, dkk. (2015). Akulturasi Lintas Zaman Di Lasem Perspektif Sejarah dan Budaya (Kurun Niaga-Sekarang). Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).
Rahayu, M.D. (2014). Perkembangan Motif Batik Lasem Cina Peranakan Tahun 1900-1960-an. Jurnal Pendidikan Sejarah. Volume 2 Nomor 2 Juni 2014.
Rosyid, Daniel Mohammad. (2017). Paradigma Pengembangan Maritim dan Energi. Malang: Intrans Publishing.
Satria, Arif. (2015). Politik Kelautan Dan Perikanan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Setianegara, Herry. (2014). Strategi Maritim Pada Perang Laut Nusantara Dan Poros Maritim Dunia. Yogyakarta: Leutika Prio.
Sulistiyono, Singgih, Tri. dkk. (2005). Model Sosialisasi dan Enkulturasi Nilai-Nilai Kebaharian untuk Memperkuat Integrasi Indonesia sebagai Negara Maritim melalui Pengajaran Sejarah dan Budaya Maritim Nusantara di Sekolah Dasar. Laporan Penelitian, Fakultas Sastra Universitas Diponegoro.
Sutrisno. (2012). Tinjauan Sosial Terhadap Berkurangnya Tenaga Pembatik Pada Industri Batik. Jurnal of Economic Education1 (1) 2012. Universitas Negeri Semarang, diunduh dalam Jurnal Online Unnes, http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jeec.
Suropati, Untung, dkk. (2016). Arungi Samudra Bersama Sang Naga Sinergi Poros Maritim Dunia Dan Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21. Jakarta: Kompas Gramedia.
Unjiya, Akrom. (2014). Lasem Negeri Dampoawang. Yogyakarta: Salma Idea.
Winarno, Edi. (2016). Carita Sejarah Lasem. Rembang: Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Rembang.
Zuhdi, Susanto. (2014). Nasionalisme Laut Dan Sejarah. Depok: Komunitas Bambu.
DOI: http://dx.doi.org/10.18415/ijmmu.v5i3.136
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
https://ijmmu.com
editor@ijmmu.com
facebook.com/ijmmu
Copyright © 2014-2018 IJMMU. All rights reserved.