Persepsi Pendamping Anak Di P2TP2A Tentang Diversi Sebagai Suatu Mekanisme Penyelesaian Kasus Anak Berkonflik Dengan Hukum

Yuliani Widianingsih

Abstract


The case of children conflict with the law is a phenomenon that occurs in many regions. The Government and various institutions collaborate through P2TP2A (integrated service center for empowering women and children) to deal with the problems of children facing the law. In the case of children conflict with the law can be resolved through diversion by law enforcement according to the Juvenile Criminal Justice System ("SPPA") Law, a problem arises where child escort officers face a dilemma between the aspiratios of families of victims who want the cases settled before the court with diversion decisions from law enforcement officers who transfer child cases to out of court settlement. This study reveal how the perceptions of child companions in P2TP2A Depok on diversion as a mechanism for resolving cases of children conflict with the law. This study also examines what factors influence this perception.


Keywords


P2TP2A; Diversion; Children conflict with the Law

Full Text:

PDF

References


Rahardjo, Satjipto. (2003). Sisi sisi lain dari hukum Indonesia. Jakarta: Kompas.

Santoso, Edy. (2017). Diversi dan keadilan restorative Dalam Penyelesaian Perkara Tindak Pidana anak di Indonesia. Jurnal Ilmiah kebijakan Hukum.

Santoso, Meilanny Budiarti dan Rudi Saprudin Darwis.( 2017). Peran Pembimbing Kemasyarakatan dalam Penanganan Anak Berkonflik dengan Hukum oleh Balai Pemasyarakatan. Bandung: Jurnal Unpad Vol. 7.

Santoso, Topo. (2003). Membumikan Hukum Pidana Islam. Jakarta: Pustaka Utama.

Siahaan, M. Jokie. (2009). Perilaku menyimpang: pendekatan Sosiologi. Jogjakarta: Indeks.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Gramedia.

Soekanto, Soerjono. Sosialogi suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Soetedjo, Wagiati dan Melani. (2013). Hukum Pidana Anak. Bandung: RefikaAdhitama.

UU Nomor 11 tahun .(20120. tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SSPA).

Internet

https://news.detik.com/berita/2675295/ini-contoh-kasus-anak-yang-sebisa-mungkin- tak-dipenjara dikases pada21 januari 2019.

http://prasetya.ub.ac.id/berita/Diversi-Mana-yang-cocok-dalam-menyelesaiakan- kasus-Pidana-Anak- di Indonesia-19074-id-pdf diakses pada 22 januari 2019.

http://www.bantuanhukum.or.id/web/aparat-hukum-belum-paham-arti-diversi/diakses pada 29 januari 2019.

http://www.gresnews.com/berita/tips108808-mengenal- istilah-diversi-tindak-pidana- anak/diakses pada 28 januari 2018.

http://www.mahkamahagung.go.id/id/artikel/2613/keadilan-restoratif-sebagai-tujuan- pelaksanaan-diversi-pada-sistem-peradilan-pidana-anak diakses pada 20 januari 2019.

Seminar Perlindungan Anak, komisi VII DPR RI, Bogor. Oktober 2017 lihat

http//www.kpai.go.id/berita/kpai-enam-tahun-terakhir-anak-berhadapanhukum- mencapai-angka-9-9-266-kasus, diakses pada 30 januari 2019.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.

International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding (IJMMU) ISSN 2364-5369
https://ijmmu.com
editor@ijmmu.com
dx.doi.org/10.18415/ijmmu
facebook.com/ijmmu
Copyright © 2014-2018 IJMMU. All rights reserved.